Rabu, 09 Februari 2011

Penerapan Model Pengajaran Langsung Dengan Menggunakan Media Sederhana Dalam pembelajaran Fisika Pada Siswa Kelas VII SMPN 2 Sukamaju kab. Luwu Utara


A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha manusia dalam mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Pendidikan adalah suatu proses yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan pribadi maupun kehidupan berbangsa dan bernegara, dengan demikian kualitas pribadi maupun bangsa dan negara pada umumnya ditentukan oleh kualitas proses pendidikanya.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dan meningkatkan mutu pendidikan mulai dari jenjang pendidikan sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Dalam dunia pendidikan, fisika merupakan salah satu disiplin ilmu yang harus dikuasai karena merupakan bagian dari ilmu-ilmu pengetahuan dasar (sains) yang sangat diperlukan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
Dalam proses belajar mengajar, peran utama guru adalah pengelola pengajaran. Guru dituntut menciptakan hubungan timbal balik antara dirinya dengan siswa dan masyarakat sekitarnya yang pada akhirnya tercipta interaksi yang positif. Pemilihan dan penggunaan strategi atau model pembelajaran yang sesuai, akan membuat siswa lebih berhasil dalam mencapai tujuan belajarnya.
SMPN 2 Sukamaju sebagai salah satu tempat penyelenggaraan pendidikan tentu memiliki juga tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. Berdasarkan hasil observasi peneliti tentang proses belajar mengajar yang berlangsung, diperoleh informasi bahwa model pembelajaran yang diterapkan guru masih konvensional. Dimana pada pembelajaran konvensional suasana kelas cenderung teacher – centered sehingga siswa menjadi pasif. Guru tidak menggunakan alat dan bahan praktik, cukup  menjelaskan  konsep-konsep  yang ada  pada buku ajar atau referensi lain. Siswa hanya disuruh menghayal tentang materi yang diajarkan oleh guru. Sehingga siswa menjadi bosan dan acuh tak acuh dalam belajar. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar fisika siswa. Hasil ini sesuai pernyataan yang dikemukakan oleh Trianto  (2010: 5) berdasarkan pada analisis penelitian, bahwa rendahnya hasil belajar disebabkan dominannya proses pembelajaran konvensional. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dipilih suatu model pembelajaran yang dapat menunjang kelancaran proses pembelajaran dengan memperhatikan aspek guru dan keinginan siswa tersebut. Salah satunya dengan menerapkan model pengajaran langsung. 
Model pengajaran langsung adalah model pembelajaran di mana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru. Model ini sangat cocok jika guru menginginkan siswa menguasai informasi atau keterampilan tertentu, karena siswa secara langsung melihat demonstrasi yang diberikan oleh guru. Siswa dapat melihat langsung proses  atau cara  kerja suatu benda  yang berkenaan  dengan bahan pelajaran agar siswa tidak hanya menghafal konsep.
 Dalam  menerapkan model pengajaran langsung guru memerlukan media pembelajaran. Namun masalah yang sering ditemukan dilapangan / disekolah, mengapa sampai saat ini masih ada guru yang enggan untuk menggunakan media ? Alasan yang pertama ialah menggunakan media itu repot. Kedua, media itu canggih dan mahal. Ketiga, memang guru itu tidak bisa menggunakan media. Keempat, media itu hiburan sedangkan belajar itu serius. Kelima, tidak tersedianya media tersebut ditempat mengajar. Keenam, kebiasaan menikmati ceramah / diskusi.  Dari banyaknya alasan tersebut solusinya yaitu dengan menggunakan media sedehana, yang simple, praktis tanpa mengurangi kualitas meteri yang diberikan, dan sebaiknya bisa dilihat jelas oleh sebagian besar siswa di kelas.
Namun penggunaan media sederhana dilakukan jika peralatan laboratorium tidak mencukupi untuk distribusi setiap kelompok siswa dalam menjalankan praktikum. Namun metode ini tidaklah cukup efektif jika yang menjadi alat demonstrasi tidak dapat disimak oleh seluruh siswa disebabkan karena alat tersebut terlalu kecil sehingga memerlukan media lain yang dapat menampilkannya dengan tampilan yang lebih besar. Misalkan saja ketika guru akan mengajarkan bagaimana membaca dan menggunakan alat ukur seperti mikrometer dan jangka sorong maka tidaklah efektif jika hanya didemonstrasikan karena skala kedua alat ini cukuplah kecil dan membutuhkan bantuan media sederhana untuk menampilkannya dengan tampilan yang lebih besar dan menarik.
Berdasarkan pengamatan di lapangan dan hasil observasi memberikan gambaran kepada peneliti tentang keadaan SMP Negeri 2 Sukamaju. Menurut para guru bidang studi fisika, SMP Negeri 2 Sukamaju, dimana pemahaman fisika siswa sangat lemah, sehingga setiap ada perubahan soal dalam lingkup materi yang sama siswa tetap kesulitan untuk mengerjakan soal-soal tersebut. Disamping itu kemampuan siswa dalam menganalisis peristiwa atau kejadian sangat lemah, siswa cenderung menghafal, sehingga cepat lupa. Karena alasan itulah sehingga kadang hanya sebagian kecil siswa yang bisa mencapai target ketuntasan yang telah ditetapkan. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 65. Berdasarkan data hasil belajar siswa pada tahun ajaran 2009/2010, diketahui bahwa hanya sekitar 68,57% siswa yang tuntas dan 31,43% siswa harus mengikuti remedial.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan  latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dirumuskan  masalah :
1.      Seberapa besar pencapaian hasil belajar fisika siswa SMPN 2 Sukamaju Kab. Luwu Utara setelah digunakan model pengajaran langsung dengan menggunakan media sederhana?
2.      Apakah hasil belajar fisika siswa SMPN 2 Sukamaju Kab. Luwu Utara telah mencapai nilai KKM setelah digunakan model pengajaran langsung dengan menggunakan media sederhana?
C.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan:
1.     Untuk mengetahui besar pencapaian hasil belajar fisika siswa SMPN 2 Sukamaju Kab. Luwu Utara  setelah digunakan model pengajaran langsung dengan menggunakan media sederhana.
2.     Untuk mengetahui hasil belajar fisika siswa SMPN 2 Sukamaju Kab. Luwu Utara setelah digunakan model pengajaran langsung dengan media sederhana telah mencapai nilai KKM.
D.    Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut :
1.      Bagi Siswa
Menambah minat belajar siswa khususnya pelajaran fisika melalui model pengajaran langsung dengan media sederhana.
2.      Bagi guru
Dapat dijadikan  sebagai salah satu pembelajaran baru dalam upaya peningkatan hasil belajar.
3.      Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan dalam sistem penilaian di sekolah yang tidak hanya mengacu pada satu metode dalam pembelajaran dalam kelas sehingga siswa tidak merasa tertekan terhadap apa yang dipikirkan untuk dapat diungkapkan dan menyebabkan guru memiliki referensi untuk pembelajaran ke depannya
4.      Bagi Peneliti
Sebagai latihan dalam usaha menyatukan serta menyusun buah pikiran secara tertulis dan secara sistematis dalam bentuk karya ilmiah dan sebagai bahan perbandingan dalam referensi khususnya kepada peneliti lain yang akan mengkaji masalah yang relevan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A.    Kajian Pustaka
1.      Proses Belajar Mengajar
Belajar dan mengajar adalah dua hal yang erat kaitannya, bahkan konsep tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya, karena berbicara masalah kegiatan mengajar, maka secara bersamaan ada pihak yang mengalami proses belajar mengajar sehingga sering diakatakan proses interaksi belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya, maka  akan diuraikan masing-masing pengertian belajar mengajar.
ü  Pengertian belajar
Pengertian belajar sudah banyak dikemukakan oleh para ahli psikologi termasuk ahli psikologi pendidikan. Menurut pengertian secara psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Menurut Sagala (2005:37) ”Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu”.
L.B. Curzon dalam Sahabuddin (2007:81) mengemukakan bahwa:
“Belajar adalah modifikasi yang tampak dari perilaku seseorang melalui kegiatan-kegiatan dan pengalaman-pengalamannya, sehingga pengetahuan, keterampilan dan sikapnya, termasuk penyesuaian cara-cara terhadap lingkungan yang berubah-ubah sedikit banyaknya permanen”.
Selanjutnya Slameto (2003:28) mengemukakan bahwa “Belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan untuk memperoleh tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengamatannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Berdasarkan pengertian belajar yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku melalui latihan, pendidikan, pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya.
ü  Pengertian mengajar
Masalah mengajar telah menjadi persoalan para ahli pendidikan sejak dahulu sampai sekarang. Pengertian mengajar mengalami perkembangan, bahkan hingga dewasa ini belum ada definisi yang tepat bagi semua pihak mengenai mengajar. Pendapat yang dilontarkan oleh para pendidik adalah untuk mendapat jawaban tentang apakah mengajar itu ?. Untuk mencari jawaban tersebut, perlu dikemukakan beberapa teori tentang mengajar. Menurut definisi yang lama bahwa mengajar adalah penyerahan kebudayaan berupa pengalaman-pengalaman dan kecakapan terhadap anak didik kita.
Menurut De Queliy dan Gazali yang dikutip oleh ( Slameto, 2003:29) “Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang dengan cara yang paling singkat dan tepat”. Selanjutnya  Hartwig Scroder dalam Sahabuddin (2007:13) mendefinisikan mengajar sebagai prosedur mewariskan pengalaman dengan tujuan menyebabkan belajar berlangsung. Pendapat lain dikemukakan William H. Burton dalam Sagala (2005:61) “Belajar adalah upaya memberikan
Penerapan Model Pengajaran Langsung Dengan Menggunakan Media Sederhana Dalam pembelajaran Fisika Pada Siswa  Kelas VII SMPN 2 Sukamaju kab. Luwu Utara
read more
Template by : kendhin x-template.blogspot.com