Tampilkan postingan dengan label makalah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label makalah. Tampilkan semua postingan

Rabu, 12 Januari 2011

Pemanfaatan Foto Udara Pankromatik Hitam Putih Untuk Mendeteksi Hutan Mangrove Dikawasan Pantai Sinjai Utara


BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang.
Kawasan pantai merupakan suatu kawasan yang indah dengan pemandangan yang mempesona, misalnya garis batas pandang dengan tenggelamnya matahari diwaktu senja. Namun jarang sekali orang-orang memperhatikan tumbuh-tunbuhan disekitar pantai, yang dari jauh hnya merupakan semakbelukar.  Kawasan pantai yang ditumbuhi jenid tumbuhan tersebut dikenal sebagai hutan mangrove. Kawasan mangrove sebenarnya mempunyai peran yang sangat penting bagi manusia dan hewan yang hidup di dalamnya atau disekitarnya, bahkan makhluk hidup yang hanya tinggal untuk sementara waktu.
Hutan mangrove seringkali juga disebut hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau atau hutan bakau. Akan tetapi, istilah bakau sebenarnya hanya merupakan istilah dari salah atu jenis tumbuhan yang menyusun hutan mangrove.Hutan-hutan mangrove di Indonesia bahkan ikut menentukan iklim dunia bila ditinjau dari segi letaknya yaitu di daerah Ekuator (Dephut, 1997).
Pemerintah menegaskan bahwa pembangunan memerlukan sumber daya alam dan modal. Salah satu sumber daya alam yang dimiliki dan besar potensinya adalah hutan. Hutan ini juga berperan besar dalam membersihkan udara dan menguurangi panas bumi. Oleh karena itu, jika hutan-hutan kita rusak, maka hutan tidak akan berperan bagi penyimpan, pengatur, dan sumber air. Jika hal tersebut terjadi, maka  manusia akan mengalami kerugian dan penderitaan. Pada musim hujan akan terjadi banjir yang akan melanda kemana-mana dan pada musim kemarau manusia akan menderita karena kekeringan kekurangan air. Oleh karena itu, maka pemerintah berketepatan hati untuk menjaga kelestaria kita (Bakosurtanal, 1994).
Mengingat  hutan di Kecamatan Sinjai Utara merupakan hutan mangrove yang harus dijaga keberadaanya karena mempunyai fungsi yang sangat penting bagi lingkungan hidup, maka pemerintah belum memonitor secara periodik dengan menggunakan data penginderaan jauh, dapat diperoleh informasi ada dan tidaknya perubahan luas areal  hutan mangrove secara cepat, tepat dan periodik.
B.     Rumusan Masalah
Pada penelitian ini dikemukakan rumusan masalah adalah seberapa besar perubahan luas areal hutan mangrove dengan menggunakan foto udara Pankromatik Hitam Putih pada tahun 1997, dengan hutan mangrove berdasarkan peta kawasan hutan 2002.
C.    Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi perubahan luas areal hutan mangrove mengunakan foto udara pankromatik Hitam Putih pada tahun 1997 dengan hutan mangrove berdasarkan peta kawasan hutan 2002.


D.    Manfaat Penelitian.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah Sebagai bahan informasi bagi masyarakat Kebupaten Sinjai mengenai perubahan luas areal hutan mangrove.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.    Letak/Lokasi
Kabupaten sinjai jika kita lihat wilayah geografis yang berada pada 05019’50”LS - 05036”47”LS dan antara 119048”30”BT – 1200100BT. Secara geografis daerah penelitian ini memiliki batas-batas wilayah. Sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Bone, sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Bulukumba, sebelah timur berbatasan dengan teluk Bone, dan sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Gowa.
Dusun larea-yang merupakan bagian dari kota lappa, berbatasan dengan Selat Makassar pada sebelah timur, sebelah barat berbatasan langsung dengan Balangnipa, sebelah utara berbatasan dengan Salomekko (Bone) dan sebelah selatan Mangarabombang.
B.     Citra
Apabila kita melihat foto udara, kita nelihat berbagai objek yang ukuran dan bentuk yang berbeda-beda. Beberapa objek tersebut mungkin dapat dikenali secara langsung tetapi mungkin yang lain tidak dapat dikenali, tergantung pada persepsi dan pengalaman individual kita. Apabila kita dapat mengenali pada foto dan menyampaikan informasi tersebut kepada orang lain, maka kitas sedang berlatih interpretasi foto udara.
UNTUK LEBIH JELASNYA DAN LEBIH LENGKAP SILHKAN DOWNLOAD FILE DI BAWAH INI
read more

PEMANFAATAN CITRA FOTO UDARA PANKROMATIK BERWARNA DALAM MENDETEKSI PERSEBARAN WILAYAH PERTANIAN ( BERDASARKAN KONDISI TANAH ) DALAM KAITANNYA DENGAN TINGKAT KESUBURAN TANAH ’’


A.     Foto Udara
Di dalam pengindraan jauh, sensor merekam tenaga yang dipantulkan atau dipancarkan oleh objek di permukaan bumi. Rekaman tenaga tersebut setelah diproses membuahkan data pengindraan jauh. Data pengindraan jauh dapat berupa data digital atau data numerik untuk dianalisis dengan menggunakan komputer. Data juga dapat berupa data visual yang pada umumnya dianalisis secara manual. Data visual dapat dibedakan atas data citra dan data non citra. Data citra berupa gambaran yang mirip wujud aslinya atau paling tidak berupa gambaran planimetrik. Data non citra pada umumnya berupa garis atau grafik.
Citra foto dapat dibedakan atas beberapa dasar, yaitu berdasarkan atas : (1) spektrum elektromagnetik, (2) sumbu kamera, (3) jenis kamera, (4) warna yang digunakan, (5) sistem wahana pengindraannya.
Foto udara berisi rekaman rinci tentang kenampakan bumi pada saat pemotretan. Foto udara digunakan untuk memdeteksi suatu objek atau tempat. Salah satu citra foto udara yang digunakan yaitu foto pankromatik berwarna yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan seluruh spektrum tampak. Pemanfaatan foto udara pankromatik berwarna antara lain :
1.      Dalam bidang penggunaan lahan : kondisi tanaman, jenis pohon.
2.      Dalam bidang ekologi : pencacahan hewan, perbedaan jenis kelamin.
3.      Dalam bidang pertanian / kehutanan : jenis tanah, pemetaan vegetasi.
4.      Dalam bidang geologi : pemetaan geologi, mendeteksi lokasi anomali geobotani.
5.      Dalam bidang hidrologi : garis batas daratan dan air, pemetaan daerah banjir.
6.      Dalam bidang oseanografi : penentuan garis pantai, pendugaan kedalaman air.
7.      Dalam bidang kekotaan : wujud bangunan, taman kota, lapangan olahraga.



Perencanaan pemetaan wilayah pertanian memerlukan perolehan data yang berkesinambungan untuk merumuskan program dan kebijaksanaan pemerintah. Program dan kebijaksanaan pemerintah meliputi seluruh bidang baik sosial, ekonomi maupun kebudayaan hingga pada permasalahan lingkungan dan perencanaan sumber daya alam.
Semakin kompleksnya peranan dalam perencanaan disertai semakin luasnya kisaran aktivitas pembangunan mengakibatkan suatu peningkatan kebutuhan bagi pemerintah untuk memiliki berbagai bentuk sumber daya yang lengkap yang menjamin untuk kelangsungan di masa yang akan datang. Beberapa macam data yang diperlukan dapat diperoleh dari iterpretasi foto udara. Penggunaan interpretasi foto udara ini meliputi kisaran penaksiran penduduk, kajian kualitas perumahan, kajian lalu lintas dan tempat parkir, kajian pemilihan lokasi / lahan pertanian, dan proses pemilihan situs dan arus jalur.
Penaksiran jenis tanah dapat dilakukan melalui interpretasi foto udara secara tidak langsung. Ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan foto udara berskala sedang hingga berskala besar untuk memperkirakan tingkat kesuburan tanah pada daerah tersebut sehingga dapat dibandingkan dengan daerah lain yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang berbeda. Dari pendataan vegetasi ini dapat ditentukan wilayah yang cocok untuk pertanian dengan tingkat kesuburan tanah.
UNTUK DAPATKAN MAKALAH LENGKAPNYA SILAHKAN DOWNLOAD PADA LINGK DI BAWAH INI
read more

Pemanfaatan Citra Foto Pankromatik Berwarna dalam mencegah banjir di Kecamatan Bantaeng (TUGAS FISIKA LINGKUNGAN)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Bantaeng adalah salah satu kabupaten yang terletak dibagian Selatan Propinsi Sulawesi Selatandengan jarak 120 km dari kota Makassar. Di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa, Sinjai, dan Bulukumba, sebelah Timur dengan Kabupatren Bulukumba, sebelah Selatan dengan Laut Flores dan sebelah Barat dengan Kabupaten Jeneponto dan Gowa. Luas wilayah Kabupaten Bantaeng 395,83 km2, terletak di daerah pantai yang memanjang pada bagian Barat dan Timur kota sepanjang 21,5 km. Berdasarkan wilayah administrasi, Kabupaten Bantaeng terbagi atas 8 Kecamatan yang terdiri dari 46 Desa.
Perkembangan pemanfaatan ruang pada satuan-satuan wilayah sungai di Indonesia telah berada pada kondisi yang mengkhawatirkan seiring dengan meluasnya bencana yang terjadi khususnya banjir yang dengan sendirinya mengancam keberlanjutan pembangunan nasional jangka panjang.
            Pada era otonomi daerah dewasa ini, inisiatif untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat cenderung diselenggarakan untuk memenuhi tujuan jangka pendek, tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan dan keberlanjutan pembangunan jangka panjang. Konversi lahan dari kawasan lindung  yang berfungsi menjaga keseimbangan tata air  menjadi kawasan budidaya (lahan usaha) guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan praktek pembangunan yang kerap terjadi.
            Bencana banjir yang terjadi belakangan ini telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda yang besar, disamping itu menyisakan pula berbagai permasalahan, seperti : (1) menurunnya tingkat kesehatan masyarakat akibat penyebaran wabah penyakit menular (waterborne diseases) ; (2) munculnya berbagai kerawanan sosial ; dan (3) menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat
             Bertolak dari hal tersebut diatas, maka kami melakukan penelitian dengan judul  ”Pemanfaatan Citra Foto Pankromatik Berwarna dalam mencegah banjir di Kecamatan Bantaeng”.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada sebelumnya, dan luasnya ruang lingkup yang mesti menjadi bahan kajian, maka kami berupaya membatasi penelitian ini hanya pada rumusan masalah berikut ini:
1.      Bagaimana pemanfaatan citra foto pankromatik berwarna dalam mengantisipasi bencana banjir di Kecamatan Bantaeng?
2.      Bagaimana pemetaan daerah banjir di Kecamatan Bantaeng ?

C.    Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini antara lain:
1.      Untuk mengetahui pemanfaatan citra foto pankromatik berwarna dalam mengantisipasi bencana banjir.
2.      Untuk mengetahui pemetaan daerah banjir di Kecamatan Bantaeng.

D.    Manfaat Penelitian

1.      Dapat mengetahui aplikasi citra inframerah termal khususnya mengantisipasi bencana banjir.
2.      Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah bersangkutan dalam hal pengembangan daerah lebih lanjut.
3.      Dapat menambah pengatahuan bagi mahasiswa yang melakukan penelitian di bidang ini atau yang memprogramkan mata kuliah Fisika Lingkungan.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.  Kabupaten Bantaeng
Kabupaten Bantaeng ditinjau dari aspek demokrafi merupakan salah satu Kabupaten dala wilayah Propinsi Sulawisi Selatan yang memiliki kepadatan penduduk yang relatifagak padat. Berdasarkan data statistik tahun 2007 jumlah penduduk Kabupaten Bantaeng sebanyak 170.057 jiwa (hasil registrasi penduduk tahun 2006) dengan rata-rata tingkat kepadatan penduduk  430 jiwa perkm2, dengan laju pertumbuhan rata-rata 0,56%. 
Pembangunan Kabupaten Bantaeng dalam sepuluh tahun terakhir telah dilaksanakan sesuai dengan arah, harapan, dan tujuan yang termaktub dalam visi Bantaeng. Pada dasarnya sudah banyak kemajuan yang telah dicapai dalam periode tersebut.

B.     Penginderaan Jauh
 Untuk lebih jelasnya silahkan download makalah lengkap dibawah ini

fisika bumi fmipa unm
read more
Template by : kendhin x-template.blogspot.com