Selasa, 07 Desember 2010

Penerapan Metode Geolistrik Konfigurasi Schlumberger untuk Penentuan Tahanan Jenis Batubara

Azhar1, Gunawan Handayani2
1Jurusan Pendidikan MIPA, FKIP, Universitas Riau, Pekanbaru 28293
2Jurusan Geofisika Terapan, Institut Teknologi Bandung, Bandung 40132
Diterima 16-02-2003 Disetujui 22-04-2004
ABSTRACT
Geoelectrical method used to study subsurface geology structure, eventhough it can be applied to explore
groundwater, pollution of groundwater, and geothermal exploration. In this study, a physical modeling was built
in the laboratory to measure resistivity of coal samples. The measurements employed Schlumberger configuration. The results showed that coal layer can be detected based on resistivity variation. The semi-anthrasite sample showed resistivity higher than bituminous sample. This result was in accordance with the fact that semi anthrasite was drier than bituminous sample.
Keywords: coal, geoelectrical method, resistivity
PENDAHULUAN
Batubara merupakan sumber energi masa depan (Heriawan 2000). Batubara merupakan batuan
sedimen (padatan) yang dapat terbakar berasal dari tumbuhan, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak
pengendapannya terkena proses fisika dan kimia yang mengakibatkan pengkayaan kandungan karbonnya (Wolf 1984 dalam Anggayana 1999). Penyebaran endapan batubara di Indonesia
ditinjau dari sudut geologi sangat erat hubungannya dengan penyebaran formasi sedimen yang berumur
tersier yang terdapat secara luas di sebagian besar kepulauan di Indonesia. Batubara di Indonesia dapat
dibedakan tiga jenis berdasarkan cara terbentuknya. Pertama, batubara paleogen yaitu endapan batubara
yang terbentuk pada cekungan intramontain terdapat di Ombilin, Bayah, Kalimantan Tenggara, Sulawesi
Selatan, dan sebagainya. Kedua, batubara neogen yakni batubara yang terbentuk pada cekungan foreland terdapat di Tanjung Enim Sumatera Selatan. Ketiga, batubara delta, yaitu endapan batubara di hampir seluruh Kalimantan Timur (Anggayana 1999). Menurut Amri (2000) formasi batubara tersebar di wilayah seluas 298 juta ha di Indonesia, meliputi 40 cekungan di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya dan Jawa. Dari jumlah cekungan tersebut baru 13 cekungan dengan luas sekitar 74 juta ha (sekitar 25%) yang sudah diselidiki. Sementara cekungan yang telah dilakukan penyelidikan terbatas sampai pada tahap penyelidikan umum, eksplorasi, maupun......... dan selanjutanya anda bisa dowload disini

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com